Bojonegoro, 7/2 (Tretes.com) Kaleman adalah sebutan untuk ‘Tingkepan Pari’, dimana pada saat padi mulai terlihat biji yang nantinya akan menghasilkan padi seutuhnya. Pada saat itulah rasa syukur masyarakat diharapkan mampu bertambah, karena tanaman padi mereka sudah akan terlihat hasilnya.
Setiap warga yang memiliki tanaman padi, disunahkan untuk membawa makanan di Mushola dalam wujud nasi uduk lengkap dengan lauknya. Untuk selanjutnya di makan bersama seluruh jamaah yang mengikuti. “Tradisi Kaleman ini diharapkan mampu menambah rasa syukur warga sekaligus keharmonisan hubungan antar masyarakat”, ujar Dampri selaku sesepuh Dusun Treses.
Nah, itulah sebabnya tradisi kaleman harus dilestarikan selain sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan, pun bisa menciptakan suasana guyub rukun masyarakat Dusun Tretes. Tradisi Tingkepan Pari telah lama berlangsung, dan turun temurun hingga sekarang, seperti yang dikatakan oleh Utami salah satu warga Dusun Tretes Desa Kedungsumber “Kaleman ini sudah ada sejak zaman kakek nenek saya”. Oleh karena itu, tradisi Kaleman sebagai warisan nenek moyang wajib dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Karena banyak manfaat yang bisa diambil dari tradisi tersebut.
“Apabila tradisi Kaleman sudah selesai, nantinya akan ada sedekah bumi sebagai wujud syukur atas hasil panen”, tambah Dampri. Kaleman merupakan awal dari wujud rasa syukur atas tanaman padi, karena nantinya akan ada tradisi lanjutan yaitu Sedekah Bumi. Dengan tujuan yang sama, yaitu rasa terimahkasih terhadap Tuhan sekaligus kerukunan antar warga Dusun Tretes Desa Kedungsumber. (07/02/2018)